Tangerang dikenal sebagai kota
industri, jasa dan perdagangan, tangerang juga memiliki cagar budaya yang
menjadi saksi perjalanan sejarah penduduk luar daerah dalam berdagang,
menyebarkan ajaran islam hingga terciptanya toleransi antar umat beragama yang
hingga kini terus terjalin. Melalui program Tangerang Layak Dikunjungi, Pemkot
Tangerang melakukan penataan cagar budaya dan mengenalkan potensi wisata
lainnya kepada masyarakat luas.
Ada sembilan bangunan yang masuk
dalam cagar budaya di Kota Tangerang yang telah disahkan Balai Pelestarian
Peninggalan Purbakala Serang (BP3S) dan kemudian Pemerintah Kota Tangerang
menguatkannya dengan Keputusan Walikota No 430/kep.337- Disporbudpar/2011
tertanggal 25 Agustus 2011.
Sembilan bangunan kuno yang
disahkan oleh BP3S sebagai bangunan cagar budaya adalah :
1. Masjid
Kali Pasir
d
Masjid ini
berada di Jl. Raya Merdeka No.1, Sukajadi, Kec. Karawaci, Kota Tangerang. Masa pembangunan
masjid berkisar antara tahun
1600-1700-an awal
masehioleh ulama Kerajaan Padjajaran yang
transit di daerah yang
saat itu bernama Tangeran. Tindakan
konservasi hanya terfokus pada fungsi asalnya, namun saat ini berbagai
kerusakan dan penambahan detail pada
elemen arsitektural masjid
kerap ditemukan dan
kurang diperhatikan.
2. Kelenteng
Boen San Bio
Klenteng Boen
San Bio terletak di Jalan K.S. Tubun No. 43 Desa Pasar Baru, Kota Tangerang. Berdiri
di atas lahan seluas 4.650 m2. Klenteng Boen San Bio dibangun oleh pedagang
asal Tiongkok yang bernama Lim Tau Koen. Klenteng ini dibangun sebagai tempat
untuk menempatkan patung Dewa Bumi. Klenteng ini mengalami beberapa kali
renovasi dan pemugaran. Saat ini klenteng digunakan sebagai tempat sembayang
dan masih sangat ramai dan terawat.
3. Kelenteng
Boen Tek Bio
Klenteng Boen
Tek Bio terletak di jalan Bhakti No, 14, Kelurahan Sukasari, Kecamatan
Tangerang, Kota Tangerang, Provinsi Banten. Klenteng Boen Tek Bio diperkirakan
berdiri sekitar tahun 1684. Nama “Boen Tek Bio” memiliki arti secara harfiah,
yaitu Boen (benteng), Tek (Kebajikan), dan Bio (rumah ibadah). Kelenteng Boen
Tek Bio menjadi kuil tertua di Koata Tangerang dan masih difungsikan sebagai
tempat sembayang.
4. Bendungan
Pintu Sepuluh
Terletak di
Kelurahan Koang Jaya, Kecamatan Karawaci, Tangerang. Bendungan ini di bangun
tahun 1928 dan mulai di oprasikan tahun 1928 dan mulai di oprasikan tahun 1932
di masa penjajahan Belanda. Sampai saat ini masih berfungsi sebagai bendungan untuk
mengatur aliran air di sungai cisadane.
5. Lapas
Anak Pria
Berada di jalan
Daan Mogot No. 29 C, kota Tangerang, Provinsi Banten. Lapas anak pria Tangerang
dibangun pada masa Hindia Belanda pada tahun 1925.Tahun 1934 pengelolaan Lapas
ini diserahkan kepada Pro Juventute untuk mengasingkan anak keturunan Belanda
yang berbuat nakal. Pada tahun 1945 berubah menjadi Markas Resimen IV Tangerang.
Pada tahun 1957 – 1961, pengelolaan berganti kepada Jawatan Kepenjaraan, yang
kemudian berubah menjadi pendidikan negara. Tahun 1964 hingga saat ini,
pengelolaan bangunan diserahkan kepada Direktorat Jenderal Permasyarakatan
dengan nama Lembaga Permasyarakatan Anak Pria.
6. Lapas
Anak Wanita
Terletak di
Jalan Daan Mogot No. 28 C Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Tangerang, Kota
Tangerang, Provinsi Banten. Tahun 1928 bangunan ini didirikan oleh Pemerintah
Hindia Belanda untuk pengasingan anak-anak Indo Belanda yang melakukan
kenakalan/pelanggaran dan pengelolanya oleh Yayasan LOG dan mengalami
beberapakali perubahan sampai tahun 1964 menjadi LAPAS Anak Wanita Tangerang
hingga saat ini.
7. Lapas
Pemuda 2 A
Berada di Jl. Lp
Pemuda No.1, Buaran Indah, Kec. Tangerang, Kota Tangerang. Bangunan Lapas Klas
IIA Pemuda Tangerang dibuat pada tahun 1924 dan diselesaikan pada tahun 1927. Dibangun
pada masa kolonial Belanda yang berfungsi sebagai memenjarakan pemuda Belanda
dan pribumi. Pada tahun 1942-1945 pada masa penjajahan Jepang, difungsikan
sebagai tempat pelaksana pidana. Ketika jepang mundur dan belanda menguasainya
lagi, bangunan ini difungsikan sebagai penampungan pengungsian china pedalaman.
Tanggal 16 Desember 1983 ditetapkan sebagai Rumah Tahanan Negara.
8. Benteng
Heritage
Bangunan tua ini
dulunya ditempati oleh masyarakat sekitar. Pada tahun 2009 dilakukan proses
restorasi untuk mengembalikan kondisi bangunan seperti semula. Proses ini
memakan waktu selama dua tahun. Saat ini Museum Benteng Heritage berfungsi
sebagai museum peranakan Tionghoa pertama dan satu-satunya di Indonesia.
9. Stasiun Kereta
Terletak di Jalan
Ki Asnawi, Kelurahan Pasar Anyar, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang. Bangunan stasiun ini telah mengalami banyak
perubahan termasuk dalam bentuk bangunan karena pernah mengalami kebakaran pada
tahun 2000an di sisi timur. Bagian yang masih tampak asli tampak pada beberapa
jendela, pintu dan kisi-kisi bangunan. Terdapat papan yang menjelaskan telah
dilindungi oleh Negara sebagai Benda Cagar Budaya.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar