Minggu, 26 Mei 2019

Bangunan Cagar Budaya di Kota Tangerang


Tangerang dikenal sebagai kota industri, jasa dan perdagangan, tangerang juga memiliki cagar budaya yang menjadi saksi perjalanan sejarah penduduk luar daerah dalam berdagang, menyebarkan ajaran islam hingga terciptanya toleransi antar umat beragama yang hingga kini terus terjalin. Melalui program Tangerang Layak Dikunjungi, Pemkot Tangerang melakukan penataan cagar budaya dan mengenalkan potensi wisata lainnya kepada masyarakat luas.
Ada sembilan bangunan yang masuk dalam cagar budaya di Kota Tangerang yang telah disahkan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Serang (BP3S) dan kemudian Pemerintah Kota Tangerang menguatkannya dengan Keputusan Walikota No 430/kep.337- Disporbudpar/2011 tertanggal 25 Agustus 2011.

Sembilan bangunan kuno yang disahkan oleh BP3S sebagai bangunan cagar budaya adalah :

1.      Masjid Kali Pasir
d

Masjid ini berada di Jl. Raya Merdeka No.1, Sukajadi, Kec. Karawaci, Kota Tangerang. Masa  pembangunan  masjid berkisar   antara   tahun   1600-1700-an   awal masehioleh   ulama   Kerajaan Padjajaran  yang  transit  di  daerah yang  saat  itu bernama Tangeran. Tindakan konservasi hanya terfokus pada fungsi asalnya, namun saat ini berbagai kerusakan dan penambahan  detail  pada  elemen  arsitektural  masjid  kerap  ditemukan  dan  kurang  diperhatikan.

2.      Kelenteng Boen San Bio

Klenteng Boen San Bio terletak di Jalan K.S. Tubun No. 43 Desa Pasar Baru, Kota Tangerang. Berdiri di atas lahan seluas 4.650 m2. Klenteng Boen San Bio dibangun oleh pedagang asal Tiongkok yang bernama Lim Tau Koen. Klenteng ini dibangun sebagai tempat untuk menempatkan patung Dewa Bumi. Klenteng ini mengalami beberapa kali renovasi dan pemugaran. Saat ini klenteng digunakan sebagai tempat sembayang dan masih sangat ramai dan terawat.

3.      Kelenteng Boen Tek Bio

Klenteng Boen Tek Bio terletak di jalan Bhakti No, 14, Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Provinsi Banten. Klenteng Boen Tek Bio diperkirakan berdiri sekitar tahun 1684. Nama “Boen Tek Bio” memiliki arti secara harfiah, yaitu Boen (benteng), Tek (Kebajikan), dan Bio (rumah ibadah). Kelenteng Boen Tek Bio menjadi kuil tertua di Koata Tangerang dan masih difungsikan sebagai tempat sembayang.

4.      Bendungan Pintu Sepuluh

Terletak di Kelurahan Koang Jaya, Kecamatan Karawaci, Tangerang. Bendungan ini di bangun tahun 1928 dan mulai di oprasikan tahun 1928 dan mulai di oprasikan tahun 1932 di masa penjajahan Belanda. Sampai saat ini masih berfungsi sebagai bendungan untuk mengatur aliran air di sungai cisadane.

5.      Lapas Anak Pria

Berada di jalan Daan Mogot No. 29 C, kota Tangerang, Provinsi Banten. Lapas anak pria Tangerang dibangun pada masa Hindia Belanda pada tahun 1925.Tahun 1934 pengelolaan Lapas ini diserahkan kepada Pro Juventute untuk mengasingkan anak keturunan Belanda yang berbuat nakal. Pada tahun 1945 berubah menjadi Markas Resimen IV Tangerang. Pada tahun 1957 – 1961, pengelolaan berganti kepada Jawatan Kepenjaraan, yang kemudian berubah menjadi pendidikan negara. Tahun 1964 hingga saat ini, pengelolaan bangunan diserahkan kepada Direktorat Jenderal Permasyarakatan dengan nama Lembaga Permasyarakatan Anak Pria.

6.      Lapas Anak Wanita

Terletak di Jalan Daan Mogot No. 28 C Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Provinsi Banten. Tahun 1928 bangunan ini didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda untuk pengasingan anak-anak Indo Belanda yang melakukan kenakalan/pelanggaran dan pengelolanya oleh Yayasan LOG dan mengalami beberapakali perubahan sampai tahun 1964 menjadi LAPAS Anak Wanita Tangerang hingga saat ini.

7.      Lapas Pemuda 2 A

Berada di Jl. Lp Pemuda No.1, Buaran Indah, Kec. Tangerang, Kota Tangerang. Bangunan Lapas Klas IIA Pemuda Tangerang dibuat pada tahun 1924 dan diselesaikan pada tahun 1927. Dibangun pada masa kolonial Belanda yang berfungsi sebagai memenjarakan pemuda Belanda dan pribumi. Pada tahun 1942-1945 pada masa penjajahan Jepang, difungsikan sebagai tempat pelaksana pidana. Ketika jepang mundur dan belanda menguasainya lagi, bangunan ini difungsikan sebagai penampungan pengungsian china pedalaman. Tanggal 16 Desember 1983 ditetapkan sebagai Rumah Tahanan Negara.

8.      Benteng Heritage

Bangunan tua ini dulunya ditempati oleh masyarakat sekitar. Pada tahun 2009 dilakukan proses restorasi untuk mengembalikan kondisi bangunan seperti semula. Proses ini memakan waktu selama dua tahun. Saat ini Museum Benteng Heritage berfungsi sebagai museum peranakan Tionghoa pertama dan satu-satunya di Indonesia.

9.       Stasiun Kereta

Terletak di Jalan Ki Asnawi, Kelurahan Pasar Anyar, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang.  Bangunan stasiun ini telah mengalami banyak perubahan termasuk dalam bentuk bangunan karena pernah mengalami kebakaran pada tahun 2000an di sisi timur. Bagian yang masih tampak asli tampak pada beberapa jendela, pintu dan kisi-kisi bangunan. Terdapat papan yang menjelaskan telah dilindungi oleh Negara sebagai Benda Cagar Budaya.




Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar