Kota Tangerang adalah sebuah kota yang terletak di Tatar
Pasundan Provinsi Banten, Indonesia. Kota Tangerang juga memiliki peninggalan
warisan pada masa penjajahan. Tangerang merupakan bagian dari wilayah
Batavia. Ada sembilan bangunan yang
masuk dalam cagar budaya di Kota Tangerang
Lembaga Pemasyarakatan Anak Pria Tangerang merupakan salah satu bangunan
kolonial Belanda yang dibangun pada masa pemerintahan Belanda. Bangunan ini
dibangun atas dasar untuk memenjarakan orang-orang keturunan Belanda yang
dianggap dapat membahayakan pemerintahan kolonial Belanda. Dalam
perkembangannya Lembaga Pemasyarakatan Anak Pria Tangerang ini tidak hanya
digunakan untuk memenjarakan anak-anak keturunan Belanda usia dibawah 20 tahun,
akan tetapi juga anak-anak pribumi dipenjarakan di sini.
1. SEJARAH
Ada tiga lembaga pemasyarakatan yang
statusnya saat ini sudah dilindungi undang-undang sebagai cagar budaya di Kota
Tangerang. Salah satunya adalah Lapas Anak Pria yang terletak di Jalan Daan
Mogot No. 29C, Kota Tangerang, lapas ini dibangun pada 1925. Tahun 1934
pengelolaan Lapas ini diserahkan kepada Pro Juventute untuk mengasingkan anak
keturunan Belanda yang berbuat nakal. Pada tahun 1945 berubah menjadi Markas
Resimen IV Tangerang. Pada tahun 1957 – 1961, pengelolaan berganti kepada
Jawatan Kepenjaraan, yang kemudian berubah menjadi pendidikan negara. Tahun
1964 hingga saat ini, pengelolaan bangunan diserahkan kepada Direktorat
Jenderal Permasyarakatan dengan nama Lembaga Permasyarakatan Anak Pria. Makna
yang diambil dari Lapas Anak Pria Tangerang adalah mengajarkan arti penting
moral sebagai benteng sikap, perilaku dan pergaulan. Bahwasanya bila semua di
lakukan dengan salah maka akan berakibat untuk diri sendiri.
2.
ARSITEKTUR
Lembaga Pemasyarakatan Anak Pria
Tangerang yang dibangun dengan gaya arsitektur campuran yaitu gaya arsitektur
lokal dengan gaya arsitektur modern yang memberikan keindahan bentuk, struktur
atau ornamen-ornamen yang khas. Hal tersebut dapat dilihat dari bentuk bangunan
secara keseluruhan seperti bentuk pintu, jendela, tiang, atap, dinding, lantai,
dan ventilasi udara. Bentuk-bentuk
tersebut yang menjadi ciri khas bangunan pada masa kolonial Belanda yang dapat
mewakili bentuk arsitektur pada masanya. Sampai saat ini belum terdapat
bangunan yang menyerupai bangunan Lembaga Pemasyarakatan Anak Pria Tangerang,
maka dalam hal itu bangunan Lembaga Pemasyarakatan Anak Pria Tangerang dapat
dikatakan sebagai bangunan langka yang hanya terdapat di Kota Tangerang
3.
KONDISI
BANGUNAN
Bangunan Lembaga Pemasyarakatan Anak
Pria Tangerang berada pada tanah milik negara dengan luas 12.150 m² dengan luas
bangunan 3.350 m² dengan kapasitas hunian 220 anak. Secara umum, bentuk
bangunan yang ada saat ini masih seperti ketika pertama dibangun. Desain
bangunan masih belum berubah Bagian pintu dan jendela bangunan Lapas belum
banyak berubah kecuali pada pintu masuk utama yang sudah mengalami pergantian
bahan dan bentuk. Bagian kusen jendela dan pintu pada bangunan lamanya
berukuran besar. Setiap kusen pintu dan jendela diberi teralis. Perubahan
material bangunan banyak dilakukan pada bagian genteng, pintu masuk utama, dan
beberapa lantai ruangan. Setiap bangunan penjara yang berada di tengah dikelilingi
oleh pagar besi. pada tahun 2010 bangunan ini menambahkan sarana peribadatan
dan olahraga di sisi barat dan timur bangunan tahanan. Bangunan ini juga sudah
mendapatkan perawat atau perbaikan karena kondisi bangunan lama ini mengalami
pelapukan karena dimakan usia yang menyebabkan terjadi perubahan pada dinding
menjadi berjamur, berbau dan plester terkelupas.
4.
PROGRAM
PEMERINTAH
Ada sembilan cagar budaya memiliki
nilai sejarah yang sangat penting di Kota Tangerang. Bangunan Lembaga
Pemasyrakatan masuk dalam cagar budaya di Kota Tangerang yang telah disahkan
Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Serang (BP3S) dan kemudian Pemerintah
Kota Tangerang menguatkannya dengan Keputusan Walikota No 430/kep.337-
Disporbudpar/2011 tertanggal 25 Agustus 2011. Pemkot terus melakukan penataan
agar memberikan kenyamanan kepada pengunjung yang datang.
5.
HASIL
KONSERVASI
Keberadaan Bangunan Lembaga
Pemasyarakatan Anak Pria Tangerang menambahkan sisi jejak peninggalan budaya
yaitu sejarah Kota Tangerang pada masa kolonial Belanda. Pemerintah sudah cukup
baik untuk memelihara Bangunan Lembaga Pemasyarakatan Anak Pria Tangerang yang memiliki ini nilai history dan
menjadikan bangunan tersebut menjadi cagar budaya.
Namun sayangnya tidak banyak
masyarakat yang mengetahui keberadaan Cagar Budaya tersebut, baik masyarakat
luar Kota Tangerang, maupun masyarakat Kota Tangerang itu sendiri. Seharusnya
situs peninggalan Belanda ini diturunkan dan dilestarikan ke generasi
berikutnya agar dapat berkembang dan
bisa memajukan Kota Tangerang.
Untuk langkah selanjutnya pemerintah
seharusnya melakukan upaya sosialisasi kembali mengenai Cagar Budaya di Kota
Tangerang ini, dengan cara memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat Kota
Tangerang agar masyarakat lebih mengenal Cagar Budaya di kotanya sendiri karena
pelestarian bangunan ini juga perlu pemahaman kepada masyarakat sekitar tentang
bagaimana cara melakukan perlindungan serta pelestarian bangunan. Bukan hanya
pemerintah saja yang bertindak, tetapi masyarakat juga perlu melakukan tindakan
untuk peduli dengan cagar budaya yang ada di kota Tangerang ini. Sehingga
timbul kesadaran masyarakat akan pentingnya sejarah serta menimbulkan rasa
peduli hingga akhirnya ingin melestarikannya.
6.
PELUANG
a. Ilmu Pengetahuan Lembaga
Pemasyarakatan Anak Pria Tangerang memiliki nilai bangunan sejarah yang penting
dalam perkembangan ilmu pengetahuan seperti:
· Dapat mempelajari ilmu tentang
penataan Kota Tangerang dan kehidupan sosial masa pemerintahan kolonial
Belanda.
· Dapat mempelajari sejarah perkembangan
Kota Tangerang dan sejarah didirikannya bangunan tersebut dan
· Dapat mempelajari pola arsitektur yang dapat dikaji karena
memiliki nilai keindahan tertentu.
b. Gedung Lembaga Pemasyarakatan Anak
Pria Tangerang memiliki peluang yang cukup tinggi dalam hal mengoptimalkan
fungsi dalam bidang pendidikan. Memberikan pengenalan terhadap pelajar tentang
sejarah berdirinya gedung Lembaga Pemasyarakatan Anak Pria Tangerang, seni
arsitektur kolonial Belanda dan perkembangan Kota Tangerang.
c. Bangunan bersejarah tentu memiliki
daya tarik tersendiri bagi peminat sejarah dan budaya pada masa lalu. Hal
demikian dapat dikembangkan bagi pertumbuhan perekonomian Kota Tangerang yaitu
dengan cara menarik wisatawan dengan memperkenalkan wisata sejarah dan budaya
Kota Tangerang
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar